Di
antara samarnya bayang dedaunan, terdengar gegap gempita nyanyian musik sekolah
yang mengalun indah. Beberapa anak terlihat sedang membersihkan kelasnya,
sebagian besar sedang menyapu dan menyiram bunga serta beberapa aktivitas lainnya
yang dilakukan di dalam kelas. hari ini merupakan hari kedua kegiatan
perlombaan dalam rangka bulan Bahasa dan sastra menyongsong hari Sumpah Pemuda
di satuan Pendidikan SMP Negeri 1 Nubatukan.
Anak-anak
begitu senang dan antusias dengan kegiatan ini sebab kegiatan perlombaannya
sesuai dengan gaya dan keinginan mereka. Ya….hari ini mereka harus berlaga
seperti sepasang model yang siap dijepret oleh sang fotografer. Anak-anak yang
sudah ditentukan dari kelasnya masing-masing terlihat mulai mempersiapkan diri.
Di dalam kelas, ada anak yang terlihat bak penata rias professional yang siap
memainkan kuas eyeshadow, pen eyeliner, lipstick, spon bedak dan peralatan
lainnya di wajah temannya. Jemari mereka begitu lentik dan lincah saat mengukir,
menabur bubuk bedak, dan memerahmeronakan bibir kecil temannya agar terlihat
cantik dan elegan.
Terlihat
pula si model pria yang asyik mempersiapkan diri dengan mengenakan sarung, selendang, serta dilengkapi aksesoris pria.
Semua ini karena semua kelas terobsesi menjadi sang juara dalam perlombaan.
Budaya
lembata menjadi syarat dari perlombaan ini. Sepasang model harus mengenakan busana
adat budaya dari daerah Lembata.
Kita
flash back ya, Beberapa hari belakangan ini, Anak-anak beserta wali kelasnya sudah
memikirkan dan menemukan ide untuk foto model. Mereka tidak mau terlihat
biasa-biasa saja. Banyak yang memikirkan ide-ide fantastis sehingga terlihat
luar biasa.
Yuhui….hasilnya
pada hari ini. Pada sesi perlombaan, sekitar 44 anak laki -laki dan Perempuan
tampil di Tengah panggung untuk memulai sesi pemotretan. Jangan lupa Terlihat
juga sang fotografer yang mendampingi mereka sambil memegang smatphonenya.
Tentunya
smartphone yang berkelas ya….biar hasilnya bagus.
Peserta
lomba semuanya terlihat cantik, ganteng dan elegan. Mereka mengenakan busana
adat dari daerah yang berbeda-beda. Ada yang memakai pakaian adat Ile Ape,
Atadei, Lamalera, Kedang, Lebatukan dan daerah lainnya serta lengkap dengan
wayak (tempat sirih pinang) yang dipegang oleh si wanita, dan parang yang
dipegang oleh laki-laki beserta perlengkapan
aksesoris lainnya mulai dari kepala sampai ke kaki.
Sesi
foto dimulai. Fotografer mulai mengatur sang modelnya dengan berbagai macam
gaya. Ada yang duduk sambil memegang tangan, merangkul, berdiri sambil bergandengan
dan masih banyak lagi.
Konsep
gaya foto sang model yang sudah direncanakan dari masing-masing kelas sangat
bervariasi. Terlihat beberapa model yang menyiapkan peralatan untuk mendukung
konsep seperti batu titi jagung, tungku yang dilengakapi dengan kayu api ada
pula memunculkan konsep budaya yang tidak terpikirkan yakni kebiasaan
Masyarakat Lembata menjunjung dan memikul kayu api. Sangat luar biasa….!!!
Terlihat dewan juri yang sudah ditentukan oleh panitia
untuk menilai perlombaan itu, mulai serius untuk memberi nilai. Secara
keseluruhan, semua kelas tampil bagus, menarik dan penuh percaya diri.
Bapak
Yos waleng selaku ketua Dewan juri mengatakan bahwa anak-anak hari ini tampil
total. Ada anak yang kita lihat sehari-hari biasa saja, pada saat dipilih
mengikuti lomba mereka sangat percaya diri dan bertanggung jawab dengan tugas
yang dipercayakan.
“Saya
sampai bingung dalam memberi nilai. Semuanya tampil menarik dengan balutan
busana daerahnya masing-masing” ujarnya.
Terlihat
pula teman-teman dan wali kelasnya yang mendukung peserta lomba dengan
memberikan semangat sambil bertepuk tangan sehingga acara perlombaan hari ini
sangat ramai dan menarik.
Siapakah
yang jadi pemenangnya?? Penilaian akan dilakukan oleh dewan juri dari hasil
potretnya. Pengumuman pemenang dalam perlombaan ini akan dibacakan saat Upacara
Bendera memperingati hari Sumpah Pemuda yang berlangsung pada hari Sabtu, 28
oktober 2023.
Mudah-mudahan
dengan adanya perlombaan ini, anak-anak SMP Negeri 1 Nubatukan bisa mengetahui
dan memaknai adat dan budaya dari Kabupaten Lembata yang akhir-akhir ini mulai
menyusut dan tergerus dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Orang yang tidak mengetahui sejarah, asal usul, dan
budaya masa lalunya seperti pohon tanpa akar." Marcus Garvey
0 Komentar