Tumbang di Partai Puncak, Spensa Nuba: “Belanda-nya Futsal Lembata?”

 

Usai sudah semarak pergelaran Turnamen Futsal antar SMP se-kabupaten Lembata, SMATER CUP III 2024. Turnamen bergengsi ini melahirkan MTSN 2 Lembata sebagai Juara 1 usai ‘mengkanvaskan’ perlawanan tim dari SMPN 1 Nubatukan, Spensa B. Laga puncak berlangsung Senin malam 29 Januari di lapangan Futsal SMA Frateran Don Bosco Lewoleba yang dipadati ratusan pasang mata ini berlangsung seru saling jual beli serangan dalam tempo cepat. Pada akhirnya, untuk kali ke dua, Spensa Nubatukan harus mengkakui keunggulan MTSN 2 Lembata, pil pahit rasa penasaran dan balas dendam yang dibawa dari laga final Turnamen Ultah Pancawindu Ile Lewotolok bulan Agustus lalu harus kembali ditelan tim Laskar Pohon Bao. Pencapaian ini juga sedikit menggelitik penulis ketika teringat akan adanya persamaan antara Spensa Nuba Futsal Club dan salah satu tim favorit penulis, Tim Nasional Belada.

Foto : Tim Futsal Spensa Nubatukan meraih Juara ke 2 pada SMATER Cup 2024

Jalannya Pertadingan

            Gol di detik pertama! Spensa berhasil unggul cepat lewat sepakan kick-off keras yang yang dilesakan oleh Gerson. 1-0. Gol ini mengejutkan anak-anak MTs. Spensa kemudian semakin bernafsu untuk menambah gol, peluang emas dari No Wada dan Rahman belum menemui target. Dalam pressure anak-anak Laskar Pohon Bao, tim hijau-hijau MTs berhasil mencuri gol. Striker andalan nomor 9 mencetak gol. 1-1. Setelahnya tim Spensa seperti oleng, anak-anak MTs memanfaatkan momen ini dan membalikan kedudukan menjadi 1-3 dalam tempo waktu kurang dari 5 menit.

            Spensa kemudian tak patah arang. Rudi Si Penjaga gawang digantikan oleh Rafif untuk meningkatkan focus di lini pertahanan. Kemudian, memanfaakan kelengahan anchor dari MTs, akhirnya Spensa berhasil mencuri gol. Kedudukan 2-3. Spensa terus menggempur, satu tendangan voli memukau dari Gerson memaksa penjaga gawang MTs untuk berjibaku menyelamatkan gawang. Tak ingin kehilangan momentum, pelatih Spensa, Vian Nedabang kemudian memasukan Saban menggantikan No Wada untuk menambah kesegaran di area offensif. Tak sampai 30 detik berada dalam lapangan, Saban berhasil mengkreasikan peluang yang diselesaikan Rahman menjadi  gol. Sama kuat! 3-3. Tapi sejurus kemudian, MTs berhasil unggul Kembali memanfaatkan blunder dari Gerson. Di ujung babak I, MTs lagi-lagi menambah gol memanfaatkan momen corner kick. Skor 3-5 menutup babak I.

            Lagi! Gol di detik pertama! Tetapi kali ini aktornya adalah anak-anak Laskar Hijau. Pemain nomor 12 yang mencul dari sayap berhasil mencocor bola kedalam gawang setelah menerima operan diagonal terukur dari nomor 9. MTSN 2 Lembata membuka babak II dengan keunggulan 3 gol. Seolah kaget dengan keunggulan cepat lawan, Spensa tidak cepat memberikan respon. MTs yang efektif memanfaatkan kans lalu memperlebar skor menjadi 3-7 melalui aksi individu Si Nomor 9. Aksi berbalas gol kemudian mewarnai menit-menit berikutnya sampai pada skor 5-9 masih untuk keunggulan MTSN 2 Lembata. Memasuki pertengahan babak, MTs menunjukan kelasnya sebagai tim terkuat di turnamen. Mereka berhasil memberondong 3 gol tambahan melalui eksekusi pola permainan yang cantik. Masih banyak waktu tersisa MTs sudah unggul 5-12.

            Tapi menyerah bukanlah pilihan anak-anak Spensa Nuba. Dibakar teriakan dukungan dari supporter fanatic, Spensa kemudian mengejar defisit skor dengan mencetak 2 gol dari tendangan keras Rahman dari sudut sempit dan pinalti yang dieksekusi Saban. 7-12. MTs yang sempat mengistirahatkan pemain utamanya tak ingin lagi ter-comeback, pemain inti dimasukan. Rotasi jeli dari pelatih MTSN 2 Lembata ini memberikan keunggulan stamina atas Spensa Nuba. Dalam tempo 5 menit, Si Penyerang nomor 9 mencetak brace untuk memperlebar keunggulan sekaligus menyamai torehan gol dari Aron, pemain dari SMP Sinar Hadakewa dengan 25 gol. Kedua pemain ini kemudian berbagi Sepatu Emas dengan menjadi Pencetak Gol Terbanyak Turnamen.

            Hasta el finale! Berjuang sampai akhir!! Meskipun bermandi peluh dan stamina yang dikuras habis, Spensa terus berusaha memberikan perlawanan. Mereka tak ingin menyerah begitu saja, ada harga diri dan nama besar Lembaga yang dipikul. Di detik-detik sisa laga, anak-anak Spensa terus menyerang gawang MTs secara sporadis. Di tengah kelelahan yang teramat sangat, Rahman Kudrat yang menyabet gelar Best Player of Tournament kali ini, masih mampu menunjukan kualitasnya dengan mencetak assist dan sebiji gol. Dua gol di detik-detik akhir melecut semangat tim Spensa untuk terus melancarkan serangan. Tetapi tak ada dua matahari di atas angkasa, tak ada dua pemenang dalam satu laga. Peluit Panjang menyudahi pelawanan anak-anak Spensa Nuba B. Tim kebanggaan SMPN 1 Nubatukan ini harus berbesar hati dan sportif mengakui keunggulan tim dari MTSN 2 Lembata. Skor 9-14 menjadi kesimpulan dari rasa deg-degan ribuan supporter yang memadati lapangan pertandingan.

Spensa Nuba: “Belanda-nya Futsal Lembata?”

            Lagi-lagi meraih posisi Runner-Up pada gelaran SMATER Cup 2024 seolah mengingatkan para pecinta bola sepak pada julukan “Raja tanpa Mahkota” atau “Spesialis Runner-Up”. Julukan yang sama yang melekat sampai hari ini dengan Tim Nasional Belanda. Tak sedikit yang menyamakan Spensa Nubatukan dengan Timnas Belanda dalam raihan ini.

            Menampilkan sepakbola atraktif dan ciamik dalam identits total football, Timnas Belanda adalah raksasa dalam persepakbolaan Eropa dan dunia. Mereka selalu menjadi unggulan juara dalam setiap turnamen akbar yang diikuti, baik itu Piala Eropa maupun Piala Dunia. Akan tetapi dari banyaknya turnamen yang diikuti, kisah mesra antara posisi Runner-up dan timnas Belanda adalah kisah yang bahkan mampu mengalahkan kisah kemesraan antara Rama dan Sinta. Tercatat dari 10 kali gelaran Piala Dunia yang diikuti, timnas Belanda harus puas 3 kali menjadi Runner-up; tahun 1974, 1978 dan 2010. Mereka juga sekali maraih runner-up Nations League pada 2019. Mereka sekali meraih Juara keempat Piala dunia 1998 dan sekali menempati posisi tiga di tahun 2014. Timnas Belanda dianggap sebagai salah satu tim terhebat di Piala Dunia meski belum sekalipun meraih juara. Di level kontinen, mereka sekali mengecap nikmatnya juara ketika menyabet Piala Eropa 1988.

            Selain itu timnas Belanda juga dikenal sebagai ‘pabrik’ pesepakbola hebat dan berbakat pada setiap generasinya. Mulai dari Sang Legenda, Johan Cruyff, Ronald Koeman, Rudd Gullit dan van Basten sampai Dennis Bergkamp, Wesley Senijder dan Robin van Persie. Di era sekarang pun kita masih mengenal Arjen Robben dan Van Dijk. Tim Nasional Belanda seperti tak pernah alpa melahirkan para seniman sepak bola.

Foto: Tim Nasional Belanda  pada World Cup 2010

            Cerita sepakbola Timnas Belanda di atas seperti tak ada beda dengan Tim Futsal Spensa Nubatukan. Spensa Nuba selalu menampilkan permainan indah dipadukan dengan skillfull para pemain yang memanjakan mata. Identitas ini sudah melekat dengan tim Spensa Nuba. Mereka selalu menjadi unggulan juara pada setiap gelaran turnamen futsal tngkat SMP di Lembata. Akan tetapi dari sekian kali berpartisipasi, posisi runner-up seolah tak ingin pisah dari Spensa Nuba. Piala Juara Pertama selalu gagal diraih meski terasa sangat dekat untuk digapai. Selain pada event SMATER Cup 2024 kali ini, tercatat ketika mengikuti Turnamen HUT Pancawindu SMK Ile Lewotolok tahun 2023, Spensa juga harus puas membawa pulang piala Juara 2 dan Juara 3. Pada SMATER CUP II 2023, Spensa yang mencapai semifinal lalu berakhir dengan meraih Juara Keempat.       

            Setali tiga uang dengan De Oranje (julukan Timnas Belanda), Laskar Pohon Bao Spensa Nuba juga rutin melahirkan pesepakbola muda, berbakat dan hebat dari rahimnya. Anak-anak muda berbakat yang mengasah kemampuan olah bola di Spensa ini kemudian banyak yang menjadi andalan tim kebanggaan Masyarakat Lembata, Persebata Lembata di kemudian hari. Dari sekian banyak jebolan Spensa Nuba Futsal Club yang menembus skuad Persebata, ada beberapa nama yang baru-baru ini mencuri perhatian dan ingatan. Sebut saja ada Adepa Sulaona, pemain jangkar komplet andalan Persebata ini mulai bersinar pada gelaran El Tari Cup 2022 adalah lulusan SMPN 1 Nubatukan tahun 2019. Adepa memulai karir dari permainan futsal di Tingkat sekolah. Kemudian di bawahnya ada Gunawan Sandi, adik kelas dari Adepa ini adalah salah satu pemain muda potensial yang dimiliki Lembata. Meski masih belia, dia dipercaya mengisi squad inti FC Bintang Muda peraih Juara ke 4 Wanted Cup 2023 dan masuk Team of Tournament versi Sepakbola Lembata. Gunawan adalah pemain Spensa dalam SMATER Cup I 2022. Dan yang terbaru ada bibit menarik dari Suratin Cup 2023 di Bajawa, dialah Aba Walanda. Gelandang serang Tim Persebata U-17 ini adalah jebolan Spensa Nuba yang memperkuat tim futsal Spensa Nuba pada gelaran SMATER Cup I 2022. Dan untuk masa sekarang kita memiliki youngstar dalam diri Rahman Kudrat, Uskono, No Wada serta teman-teman, semoga karir sepakbola yang sukses menghampiri mereka di masa depan.

            Pada akhirnya, semua cocoklogi antara tim Spensa Nuba Futsal Club dan Timnas Belanda di atas hanyalah menjadi cocoklogi biasa menurut pandangan penulis dan penggila sepakbola lokal lainnya. Penulis berharap tulisan ini sebagai pelecut motivasi bagi anak-anak muda SMPN 1 Nubatukan. Jangan mau seperti Tim Nasional Belanda yang bergelar “Raja tanpa Mahkota”, jangan cepat berpuas diri, kita harus menjadi Raja sesungguhnya. Spensa Nuba bukanlah “Spesialis Runner-Up”. Cepat atau lambat kita harus juara. Rebut mahkota itu. Segera.

(Riko Kedang)

0 Komentar